Selamat Tahun Baru 2019, Semoga Di Tahun Ini Kita Semakin Maju dan Sukses

Minggu, 18 November 2012

MENJALIN PARTNERSHIP INDUSTRI , MEMBANGUN SMK LEBIH MAJU


Definisi Pendidikan Kejuruan dalam UU Sisdikanas disebutkan sebagai pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Selanjutnya dalam PP no. 20 Tahun 1990 disebutkan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Jadi disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah proses pendidikan untuk membekali siswa dengan kompetensi-kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja sehingga setelah lulus dapat menjadi tenaga terampil dan tenaga berkualitas. Untuk mampu membekali siswa dengan kompetensi – kompetensi dunia kerja, maka SMK harus mampu mengenali karakter diri dan melewati tantangan- tantangan yang siap menghadang.
Beberapa tantangan tyang dihadapi dalam mempersiapkan SMK dapat diidentifikasi yakni; Pertama, Internalisasi sikap Profesional, calon tenaga kerja yang dipersiapkan, agar dapat diterima oleh dunia kerja harus memiliki kompetensi dan sikap profesional. Penanaman sikap profesianal adalah hal yang paling rumit, dikarenakan sikap profesional tidak dapat diajarkan secara teori, melainkan melalui pembiasaan selama proses Sekolah dan di Industri. Penerapan nilai- nilai industri di dalam budaya Sekolah sangat di harapkan sehingga siswa terbiasa dengan sikap profesional ini. Kedua, Keterbatasan Potensi Sekolah, Pembangunan sektor pendidikan merupakan bagian dari anggaran pembangunan nasional. Keterbatasan anggaran yang ada mengharuskan manajemen Sekolah mengatur dan melakukan inovasi – inovasi dalam manajemen pengelolaan Sekolah. Kerja sama industri merupakan salah satu alternatif mengatasi keterbatasan ini. Ketiga, Ketersediaan lapangan Kerja, merupakan suatu hal yang harus diperhatikan secara seksama, walaupun ketersediaan industri dipengaruhi oleh perekonomian nasional. Namun analisis terhadap ketersedian lapangan kerja untuk tamatan dan pembekalan terhadap kompetensi sesuai kualifikasi industri tetap harus dilaksanakan sebaik mungkin. Pengembangan SMK mendapat dukungan penuh oleh pemerintah saat ini . dengan dibuatkan berbagai kebijakan yang memberikan ruang yang lebih untuk pengembangan diri SMK.
Beberapa faktor pendukung SMK dapat di identifikasi sebgai berikut; satu, Kondisi politik nasional, yakni peningkatan anggaran pendidikan APBN sebesar 20 % dan kebijakan Mendiknas tentang kuato proporsi siswa SMA dan SMK sebesar 30 : 70. dengan adanyan dua kebijakan ini, menjadi angin segar bagi pengembangan SMK dengan adanya prioritas pembangunan di bandingkan SMA. Kedua, Perkembangan Industri, Indonesia sebagai sebuah negara yang berkembang, untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat maka masyarakat harus memproduksi barang dalam jumlah besar. Kebutuhan industri menjadi besar dan berimbas pada kebutuhan tenaga kerja trampil. Ketiga, Dukungan Industri, banyaknya industri ynang berpartisipasi dalam melakukan kerjasama-kerjasama aktif dengan SMK menjadi angin segar dalam pengembangan SMK . dukungan yang diharapkan dari industri berupa, penyusunan kurikulum, tempat praktek, bantuan fasilitas dan lain- lain. Kerja sama dengan Industri merupakan sebuah keharusan bagi SMK, karena SMK sendiri indentik dengan industri. Oleh karenanya pengetahuan tentang kondisi atau budaya – budaya serta nilai- nilai di dalam industri wajib untuk pahami. Pemahanan terhadap budaya industri, diharapkan Sekolah mampu mengambil sikap dan langkah untuk dipersiapkan. Budaya iindustri yang perlu di sikapi dan diterapkan dalam lingkungan Sekolah, bahwa industri itu ; Profit Oriented, Effesiensi dan Effektifitas, disiplin waktu, dan menjunjung tinggi perencanaan. Nilai- nilai ini merupakan nilai dari budaya industri yang harus di pahami oleh siswa dengan baik. Untuk itu penyelenggaraan Partnership antara Sekolah dan industri sangat dibutuhkan. Sekolah harus memandang industri sebagai mitra yang sangat penting, dan dibutuhkan, sehingga jalinan kerjasama yang solid dan pemahaman yang sama sangat dibutuhkan dalam membangunan kerjasama.
Beberapa prinsip yang harus dipamahi oleh Sekolah dalam menyelenggarakan partnership dengan industri, adalah. Pertama, Sekolah harus mampu menjaga keharmonisan hubungan dengan industri dengan selalu menjaga silaturahmi/ kunjungan industri secara berkala dan menyusun program yang saling menguntungkan. Kedua, Sekolah harus mampu menjaga kualitas kompetensi siswa sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan industri. Kemampuan kompetensis siswa yang terjaga saat melaksanakan prakerin menjadi modal dalam menjaga keharmonisan hubugan dengan indutri. Bentuk kegiatan partnership antara Sekolah dan industri dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kualitas. Kualitas yang dimaksud adalah kesesuaian antara kompetensis siswa dengan kebutuhn industri.
Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekolah dan industri sebagai sebuah bentuk partnetship, yakni ; (1). Pengembangan Kurikulum, dilakukan setiap tahun dengan memperhatikan masukan-masukan selama proses baik yang terjadi di Sekolah maupun di industri. Masukan dari industri dalam pengembangan kurikulum adalah kompetensi dan informasi IPTEK industri serta budaya kerja. (2). Praktek industri. Dalam rangka unutk meningkatkan dan menjamin kualitas hasil didikan, maka dibutuhakn proses pembelajaran di dunia nyata, yakni industri. Proses pembelajaran dan pengajaran ditempuh melaui praktek Industri (Prakerin). Ketersedian industri yang sesuai dengan kebutuhan program studi, menjamin kelancaran proses pembelajaran di industri. Prakerin di samping untuk siswa juga untuk meningkatkan kualitas guru, dengn melihat langsung perkembangan teknologi yang ada di industri sehingga di dalam proses pembelajaran ada kesesuaian materi yang disampaikan dengan ketersedian teknologi yang ada di industri. (3). Outsoursing tenaga pengajar. Keterbatasan teknologi yang dimiliki Sekolah menyebabkan keterbatasan transfer pengetahuan pada siswa. Keterbatasan tersebut disebabkan oleh perkembangan yang terjadi di Industri sangat cepat dan tidak mampu di ikuti oleh pihak Sekolah. Untuk tetap memenuhi kebutuhan terhadap transfer teknologi, maka pembelajaran di Sekolah dapat dilakkukan oleh guru tamu dari industri. (4). Dukungan fasilitas, kompetensi yang ada dalam silabus, harus disampaikan kepada siswa. Fasilitas menjadi kebutuhan vital untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara maksimal. Kerjasama dengan industri merupakan alternatif ketika Sekolah tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pengadaan peralatan yang dibutuhkan. Kebutuhan peralatan pada industri dapat dilaksanakan dengan cara peminjaman ataupun dengan menggunakan fasilitas industri. (5). Teaching factory. Pembelajaran praktik pada dasarnya sama dengan proses produksi. Guru mempersiapkan tugas praktek dalam bentuk jobsheet, meliputi; teori dasar, gambar kerja, prosedur kerja, alat dan bahan, penilaian dll. Siswa melaksanakan praktek berdasarkan jobsheet dan arahan guru. Dalam proses produksi di industri, tenaga kerja melaksanakan pekerjaan sesuai gambar kerja (termasuk ukuran dan bahan) dengan fasilitas yang dimiliki mengikuti prosedur yang ditetapkan perusahaan. (6). Penempatan tamatan. Bagi SMK keterserapan/ penerimaan tamatan merupakan target yang harus dicapai. Berbagai kegiatan partnership harus diupayakan untuk dapat mendukung penempatan dan penyerapan tamatan. (7). Pengembangan SDM. Pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki sekolah merupakan upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat secara terus menerus. Upaya ini harus dilakukan meningkatkan kalifikasi kompetensi terus berkembang seiring dengan perkembangan peralatan dan teknologi di industri. Pengembangan komptetensi SDM sekolah bekerja sama dengan dengan Industri. Pengembangan SDM dimulai dengan analisa kebutuhan tiap komponen sekolah meliputi ; manajemen, teknologi, teknisis, laboraturium dan lain-lainnya. (8) Sertifikasi Tamatan, sertifikasi tamatan merupakan modal utama bagi calon tenaga kerja untuk memasuki dunia kerja. Sertifikasi tamatan merupakan jaminan bahwa tenaga kerja tersebut memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan industri. Partnertship akan terjalin dengan baik jika ada proses take and give pada kedua belah pihak, dalam hal ini sekolah dan industri. Proses ini merupakan dasar terbangunnya kerjasama saling menguntungan kedua belah pihak dan bertahan lama. Untuk itu sekolah harus mampu menjaga partnership agar bertahan lama, semakin lama bertahan maka semakin bermanfaat untuk sekolah sehingga pengembangan SMK yang maju dapat dipercepat. Bila tidak, maka kita hanya akan membangun SMK yang tidak mampu menyediakan tenaga kerja yang siap mandiri, trampil dan inovatif. Bila ini yang terjadi, tidak ada bedanya SMK dengan Sekolah umum, karena SMK tak mampu menyediakan tenaga yang memiliki kompetensi siap kerja. (Penulis: Fathur Rahman, ST - Staf Pengajar SMKN 2 BIma).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar